Entri Populer

Kamis, 05 Juni 2014

GTI - MINYAK URAPAN

Sejak berdirinya pelayanan Tiberias tanggal 22 Mei 1988 dan menjadi sebuah gereja secara organisasi pada tanggal 17 Agustus 1990 sampai dengan hari ini, selalu saja tidak lepas dari sorotan banyak orang, terutama mengenai ajaran minyak urapan. Memang jika kita perhatikan bahwa dalam setiap ibadah, bahkan dalam semua pelaksanaan sakramen gereja Tiberias, minyak urapan selalu ada. Hal ini membuktikan bahwa memang minyak urapan merupakan suatu sarana penting dalam setiap pelaksanaan sakramen di Tiberias, baik itu Perjamuan Kudus, Baptisan Selam, Perkawinan, Penyerahan Anak, maupun Penguburan. Ini membuktikan bahwa minyak urapan mengambil peranan sentral dalam ibadah2 yang dilakukan oleh gereja Tiberias.
Hal inilah yang memunculkan banyak pertanyaan, apakah penggunaan sarana minyak urapan dalam setiap ibadah gereja Tiberias sesuai dengan Alkitab? Apakah minyak urapan yang digunakan oleh Gereja Tiberias di masa sekarang sama dengan yang diperintahkan Tuhan kepada Musa dalam kitab Keluaran? Apakah penggunaan minyak urapan, bisa dijadikan sarana dalam pelayanan kuasa seperti halnya yang dilakukan oleh Tiberias? Itulah kira2 yang akan saya bahas dalam tulisan saya berikut ini, berkaitan dengan penggunaan minyak urapan di gereja Tiberias yang diajarkan oleh Gembala Sidang, Pdt. DR. Yesaya Pariadji.

I. Pendahuluan
Pdt. DR. Yesaya Pariadji menerima perintah Tuhan untuk menggunakan minyak urapan sebagai sarana pelayanan kuasa, sewaktu beliau diperlihatkan sebuah tulisan di langit, dimana dengan minyak urapan, beliau akan menyatakan kuasa Allah di dalam pelayanannya seperti menyembuhkan penyakit, mengusir setan, dsb. Berbeda dengan perintah untuk membuat visi misi Tiberias, yang beliau terima saat secara roh diangkat ke sorga.
Dalam sebuah tulisan di langit itulah yang menjadikan dasar Pdt. DR. Yesaya Pariadji melakukan pelayanan (kuasa), yang menjadi ciri pelayanan gereja Tiberias. Karena itu dalam setiap pelayanan yang beliau pimpin, penggunaan minyak urapan selalu ada dan dilakukan. Kritikan disana sini muncul dikarenakan, banyak orang yang menganggap bahwa apa yang beliau lakukan tidak sesuai dengan Alkitab. Alkitab tidak menjelaskan secara detail tentang penggunaan minyak urapan untuk hal2 demikian. Memang sulit kita menemukan data2 untuk melihat secara komprehensif penggunaan minyak di urapan di ibadah Tiberias dalam toko2 buku. Oleh sebab itu, saya tuliskan ini. Supaya paling tidak saudara yang tidak berjemaat di gereja Tiberias mempunyai suatu pandangan baru tentang pelayanan yang dilakukan gereja Tiberias, secara khusus dalam penggunaan minyak urapan.

II. Dasar Menurut PL
Dalam Kel. 30:22-31 kita akan menemukan sebuah tulisan tentang minyak urapan yang diperintahkan Tuhan kepada Musa untuk dilakukan dan dibuat, dengan suatu maksud tertentu. Misalnya, menguduskan kemah suci dan segala perabotannya (Kel. 40:9). Yang menjadi masalah selanjutnya adalah, apakah minyak urapan yang diperintahkan Tuhan kepada Musa untuk dibuat, sama dengan yang digunakan gereja Tiberias sekarang ini? Sebab dalam Kel. 30:22 menuliskan tentang ketetapan Taurat dalam pembuat minyak urapan. Sehingga seringkali pertanyaan muncul dari berbagai kalangan, dengan mempertanyakan minyak urapan yang digunakan gereja Tiberias. 
Kel 30:22-31, Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus. . . . Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun.
Saat seseorang membaca ayat ini, akan muncul pertanyaan bahwa bagaimana dengan yang biasa digunakan di Tiberias? Karena Tuhan menetapkan bahwa minyak urapan dibuat dari campuran beberapa bahan yang diolah menjadi satu, termasuk di dalamnya minyak zaitun. Pertanyaannya, bagaimana mungkin minyak urapan yang digunakan di Tiberias adalah minyak urapan, karena Tiberias tidak mencapur bahan-bahan tersebut untuk membuat minyak urapan. Yang dipergunakan oleh hamba Tuhan di Tiberias adalah minyak zaitun, sedangkan dalam Alkitab, minyak zaitun merupakan salah satu campuran untuk membuat minyak urapan.
Inilah yang menjadi titik pertanyaan banyak orang saat mempertanyakan tentang pengertian minyak urapan menurut gereja Tiberias. 

Di dalam kehidupan orang Israel, Taurat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan mereka. Bukan hanya 10 Hukum, tetapi juga Taurat mengatur kehidupan peribadatan orang Israel dan kehidupan sosial mereka. Salah satunya tentang ketetapan minyak urapan. Sebab itu tidak heran orang Israel membuat minyak urapan seperti yang dituliskan dalam Keluaran tersebut, karena mereka memegang teguh hukum dan terikat kepadanya.
Tapi perlu kita pahami, seperti yang tertulis dalam Mat. 5:17, Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Arti kedatangan Yesus ke dalam dunia ini adalah menjadi penggenap dari apa yang dilakukan orang Israel yang berada di bawah hukum Taurat. Tidak heran, tata cara peribadatan orang yang telah menerima Yesus berbeda dengan yang masih dibawah hukum Taurat Perjanjian Lama. Termasuk juga dalam pembuatan dan pemakaian minyak urapan, yang dahulu diatur dalam Taurat, saat ini kita bisa mempergunakan "minyak zaitun" menjadi minyak urapan, karena kita menyerahkan minyak zaitun tersebut di dalam nama Yesus, dimana Yesus sudah menggenapi keseluruhan Taurat.
Sama seperti hal saat Yesus mengadakan Perjamuan Paskah bersama murid2Nya sebelum disalibkan. Sebenarnya perjamuan tersebut merupakan perjamuan biasa yang setiap tahun harus mereka adakan untuk mengingat perbuatan Allah dalam kehidupan orang Israel saat dilepaskan dari tangan Firaun melalui tulah kesepuluh dengan kematian anak sulung. Tetapi Yesus membawa makna baru perjamuan tersebut karena saat perjamuan itu, Yesus mengangkat roti dan menyatakan bahwa, "inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu . . ., dan juga mengangkat cawan dan berkata, cawan inilah adalah perjanjian baru yang diserahkan bagi kamu". Berarti ada suatu makna yang baru yang Yesus berikan kepada murid2Nya, sekalipun itu sesuatu yang biasa mereka lakukan secara turun temurun.
Jadi minyak zaitun yang diserahkan dalam nama Yesus bisa kita pergunakan sebagai minyak urapan, sebab memang nama Yesus mewakili semua "kebijakan hukum Taurat". Tetapi bagi orang yang tidak menerima Yesus, mereka akan tetap melakukan ketentuan seperti kitab Keluaran dalam pembuatan minyak urapan. Inilah yang membedakan kita yang berada di dalam kasih karunia Yesus, dengan yang berada dibawah Taurat. Mereka yang tetap di bahwa hukum Taurat, tetap harus melakukan seperti Kel 30 untuk membuat minyak urapan.

III. Dasar Menurut PB
Jika kita pelajari memang kita tidak akan menemukan perintah langsung Yesus untuk menggunakan minyak saat mendoakan orang sakit. Adapun ayat PB yang bisa kita lihat tentang penggunaan minyak tersebut yaitu dalam Mrk. 6:12-13, Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Serta Yak. 5:14, Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. 
Jika kita menggali lebih jauh, memang tidak akan ditemukan perintah langsungnya, hanya saja kita dapat melihat lebih dalam ayat di atas, dimana murid2 mendoakan orang sakit dengan minyak dan terjadilah kesembuhan disana. Sehingga muncullah pernyataan karena tidak adanya perintah langsung Yesus untuk mendoakan orang sakit dengan minyak, kenapa kita harus mendoakan menggunakan minyak? Dan juga apakah minyak yang dipakai murid2 adalah minyak urapan seperti PL atau minyak lain? 
Saat saya merenungkan kisah ini, sayapun bertanya2. Bagaimana mungkin murid2 bisa mendoakan orang sakit dengan minyak jika tidak ada yang memerintahkan mereka? Saya mempunyai pemikiran demikian. Pertama, perhatikan bahwa konteks ayat ini beribacara tentang Yesus yang mengutus murid2Nya untuk memberitakan Injil. Mereka sebenarnya adalah orang2 yang tidak memahami dunia pelayanan karena dahulu profesi mereka adalah nelayan, pengumut cukai, dsb. Tetapi saya meyakini, ada suatu waktu, yang tidak dituliskan Alkitan, dimana murid2 Yesus diajar untuk menggunakan minyak dalam pelayanan mendoakan orang. Karena seorang murid pasti mencontoh atau meneladani apa yang Sang Guru lakukan. Tidak mungkin mereka melakukan pelayanan asal, tanpa adanya orang yang mengajar mereka untuk melayani, yang dalam hal ini adalah Yesus. Kedua, kalaupun kita berkesimpulan bahwa Yesus tidak mengajarkan kepada mereka tentang penggunaan minyak dalam pelayanan, berarti bisa dipastikan bahwa penggunaan minyak untuk mendoakan orang sakit sudah menjadi sesuatu yang lazim dilakukan pada masa itu. Sekalipun tidak ada tulisan yang langsung menyebutkan perintah tersebut. Karena memang Alkitab bukanlah suatu buku biografi lengkap yang menceritakan secara terperinci tentang kehidupan Yesus. Seperti hal saat kita melihat seseorang sedang melipat tangannya, tunduk kepala, tutup matanya; kita pasti punya anggapan bahwa orang tersebut sedang berdoa. Sekalipun kita tidak menemukan perintah langsung di Alkitab, kalau mau berdoa kamu harus melipat tangan, tutup mata, tunduk kepala. 
Alkitab juga memberikan keterangan kepada kita bahwa minyak yang digunakan oleh murid2 dalam Mrk 6:13 dan Yak 5:14, yaitu minyak zaitun, yang berasal dari bahasa Yunani elaion. Itu sebabnya sampai saat ini gereja Tiberias mempraktekkan pelayanan kuasa menggunakan minyak zaitun yang sudah didoakan dalam nama Yesus Kristus. Dan Tiberias membuktikan dengan banyaknya mujizat yang terjadi dalam setiap pelayanannya. 
Begitu juga, ada sebuah pertanyaan; kenapa Tiberias melakukan pelayanan menggunakan minyak urapan dengan cara diminumkan? Padahal Alkitab juga jelas menuliskan untuk mengoleskan kepada orang sakit. Mungkin jika membahas secara terperinci maka akan panjang sekali tulisan ini. Tetapi cobalah kita merenungkan apa yang terjadi dalam Kis. 19:11-12, dimana dengan saputangan Paulus, dapat menyebabkan terjadinya mujizat dalam kehidupan orang2 Efesus. Coba bayangkan, darimana mereka menerapkan pelayanan yang demikian, sedangkan kita tidak menemukan Yesus menyembuhkan dengan menggunakan saputangan. Dan sesudah Yesuspun, tidak ada rasul2 lain menerapkan ajaran tersebut dalam pelayanan mujizat. Tentu ini lahir dari respon iman mereka dalam melihat pelayanan Paulus. Sama halnya yang terjadi di Tiberias, dimana jemaat Tuhan dengan langkah iman, meminum minyak urapan dari Tiberias, yang diimani dapat menyembuhkan penyakitnya. Dan terjadilah kesembuhan sesuai dengan imannya. Artinya memang gereja tidak mengajarkan untuk meminum pada mulanya, tetapi karena sebuah kesaksian jemaat, sehingga membentuk pola pelayanan yang demikian. Apakah itu menyalahi Alkitab? Saya rasa tidak, sebab memang iman kita kepada Yesus dalam mempercayakan pelayanan itu kepada hamba2Nya dapat melahirkan mujizat, dan bahkan yang belum pernah Yesus lakukan sebelumnya seperti kisah sapu tangan Paulus.  

IV. Kesimpulan
Gereja Tiberias diperintahkan oleh Yesus untuk mengembalikan kuasa yang besar di akhir zaman, seperti jaman gereja mula2. Memang betul mujizat bukan satu2nya standar kebenaran sebuah gereja, karena mungkin bagi banyak orang Kristen juga menganggap bahwa iblispun dapat melakukan mujizat. Tetapi apakah karena iblis dapat melakukan mujizat, maka semua mujizat dianggap berasal dari iblis? Semua mujizat semula dikerjakan oleh Allah, tapi iblis meniru apa yang menjadi pola kerja Allah untuk memperdaya manusia. Semua tokoh Alkitab, hampir 95% mempunyai ciri pelayanan dalam pelayanan mujizat. Apalagi kalau kita pelajari tentang pelayanan Yesus. Yesus dalam pelayanannya selalu melakukan mujizat. Tanda mujizat yang Dia lakukan untuk memberitahu kepada banyak orang bahwa Dia adalah Mesias (Yoh 20:30-31). Bukan berarti kita katakan Yesus berasal dari iblis karena melakukan mujizat. Tapi justru dengan mujizat yang Dia lakukan, orang mengenal bahwa Dia adalah Mesias yang datang dari Allah. Seperti halnya apa yang dilakukan Tiberias, diperlengkapi oleh Allah dengan pelayanan mujizat supaya orang mengetahui bahwa pelayanan yang dilakukan Pdt. DR. Y. Pariadji berasal dari Allah, dan beliau mempunyai tugas membawa kita menjadi warga Sorga. Firman harus dibuktikan, bukan sekedar kata2, tapi kuasa. Dan Gereja Tiberias melakukannya serta membuktikan dalam setiap pelayanannya.
Tuhan memberkati.